VHF Omni-directional Range (VOR)
1.
Definisi VOR
Salah satu alat bantu navigasi yang
paling tua dan paling sering digunakan adalah sistem VOR. Terdiri dari ribuan
transmitter station di darat yang berkomunikasi dengan peralatan penerima (receiver)
pada pesawat terbang.
VOR singkatan dari “VHF
Omni-directional Range” adalah salah satu tipe dari sistem navigasi radio
untuk pesawat terbang. VOR memancarkan sinyal radio gabungan, termasuk kode
morse dan data yang memungkinkan peralatan receiver pada pesawat untuk
memperoleh magnetic bearing dari station ke pesawat terbang.
VOR bekerja pada frekuensi VHF dari
108 sampai 117.95 MHz. Alat bantu navigasi ini membantu pilot untuk menentukan
posisi pesawat menuju atau dari VOR ground station dan menampilkan jalur
menuju atau dari ground station yang dipilih. Karena bekerja pada pita
VHF, maka jarak komunikasi darat-udara terbatas berupa “line of sight”.
Cakupan VOR yang dapat dicapai bergantung pada penempatan ground station.
Informasi yang diberikan ditampilkan pada indikator visual dengan pembacaan
yang mudah dan ditafsirkan oleh instrument yang ada pada kokpit. Sinyal VOR
berasal dari ground station, biasanya ada pada fasilitas pendaratan.
VOR terdiri dari VHF Receiver,
Antena, Indikator dan Control Unit. Sedangkan VOR ground station terdiri
dari VHF Transmitter dan Antena. VOR biasanya beroperasi bersama dalam
satu shelter dengan DME (Distance Measurement Equipment) dengan maksud
untuk memberikan informasi arah/azimuth (VOR) dan jarak (DME) kepada
penerbang, juga dapat digunakan prosedur operasi bersama-sama ILS (Instrument
Landing System)
2.
Prinsip Dasar VOR
Prinsip yang digunakan untuk
pengukuran arah (bearing) pada VOR adalah dengan perbandingan fasa. Transmitter
pada ground station mentransmit dua sinyal yang terpisah, sehingga
memungkinkan receiver untuk menentukan posisi pesawat terhadap ground
station dengan membandingkan besar fasa dari kedua sinyal tersebut. Pada
intinya, VOR memberikan jalur terbang yang disebut sebagai “radial”
dengan besaran 1 sampai 360 dalam satuan derajat. Jika radial menunjukan
angka 360° berarti pesawat berada pada
jalur yang meninggalkan ground station menuju ke Utara, radial 090° menuju ke Timur, 180° menuju ke Selatan, dan 270°
menuju ke Barat.
Gambar Radial VOR
VOR memancarkan sinyal radio frekuensi omni directional (ke
segala arah) dan sinyalnya memberikan informasi azimuth dari 0° sampai 360°.
Dengan memilih channel frekuensi VOR, penerbang akan mendapat arah/azimuth
“TO” ke arah stasiun VOR atau “FROM” meninggalkan stasiun VOR
dan apabila terbang tepat di atas stasiun VOR, maka pesawat tersebut tidak
menerima sinyal VOR karena melalui “Cone of Silence” yaitu daerah
kerucut tanpa sinyal radio, dan setiap stasiun VOR mempunyai kode identifikasi
yang dipancarkan dengan kode morse.
Untuk mendapatkan posisi azimuth pesawat terhadap
lokasi VOR ground station, maka kedua sinyal 30 Hz yang dipancarkan transmitter
dibandingkan besar fasanya. Beda fasa kedua sinyal tersebut berubah sesuai
dengan posisi pesawat terhadap lokasi ground station yang telah dipilih.
Kedua sinyal 30 Hz tersebut dinamakan sinyal Reference dan Variable.
3.
Display VOR
Alat pengukur yang digunakan untuk menampilkan informasi VOR
adalah Omni-Bearing Selector (OBS) atau Course Deviation Indicator (CDI).
Saat ini informasi navigasi VOR digabungkan kepada indicator display yang lain,
seperti Horizontal Situation Indicator (HSI).
Gambar Indicator CDI
Pada CDI, terdapat empat
komponen penting untuk, terdiri dari :
a.
Rotating Course Card yaitu indicator yang menampilkan sudut dari 0
sampai 360. Indikator ini dapat berputar sesuai dengan posisi pesawat terhadap
VOR station.
b.
Omni-Bearing Selector (OBS) digunakan untuk memutar course card secara
manual. Tombol OBS diaktifkan untuk membawa bearing yang sudah dipilih
pada skala kompas ke indicator.
c.
Jarum penunjuk CDI dapat berayun ke kanan atau ke kiri mengindikasikan
kesesuaian posisi pesawat pada tujuan. Saat jarum bergerak ke kiri, pesawat
harus bergeser ke kiri, dan sebaliknya. Saat jarum penunjuk berada di tengah,
barati pesawat sudah sejajar dengan tujuan.
d. TO-FROM Indicator menunjukan
kepada pilot bahwa bearing yang sudah ditentukan akan membawa pesawat menuju
atau meninggalkan VOR station.
Gambar Mechanical HSI (kiri)
dan Electronic HSI (kanan)
Indicator display yang digunakan selain CDI adalah HSI. Terdapat
dua jenis Horizontal Situation Indicator (HSI), yaitu mechanical HSI dan
electronic HSI. Penggunaan HSI tidak hanya untuk VOR, tapi juga
digunakan bersamaan dengan ILS, khususnya glideslope. Untuk pengukuran bearing
VOR tidak jauh berbeda dengan CDI, terdapat azimuth scale yang sama
fungsinya dengan course card, course needle (CDI), TO/FROM indicator.
4.
Ground
Station
VOR ground station memancarkan
signal yang terdiri dari dua komponen modulasi 30 Hz yang terpisah. Dengan
membandingkan fase kedua komponen signal 30 Hz ini, maka akan mendapatkan
posisi azimuth pesawat terhadap lokasi VOR ground station. Hal ini agar
VOR receiver dapat mendeteksi dan mengkonversi menjadi informasi data
navigasi yang dapat digunakan.
Stasiun bumi VOR bekerja pada
frekuensi carrier antara 108.0 dan 117.95 MHz. Sistem modulasinya adalah
AM (Amplitude Modulated).
Terdapat dua jenis VOR ground
station, yaitu conventional VOR ground station dan doppler
ground station. Karena keterbatasan penggunaan Doppler VOR, maka hanya
sedikit pembahasan akan lebih diperdalam pada pembahasan conventional VOR.
Peralatan yang ada di darat
diatur di situs yang tetap dan termasuk transmitter yang menggerakkan
sistem aero gabungan; satu bagian memproduksi sinyal Referensi, dan yang
lainnya memproduksi sinyal variable. Sinyal REF adalah sinyal dengan gelombang
kontinyu yang memancar ke segala arah. Rotasi dari antenna menciptakan modulasi
amplitude dari sinyal 30 Hz, berupa sinyal VAR.
Gambar CVOR ground station
5.
Sistem VOR
Sistem kerja VOR terbagi
menjadi dua bagian, yaitu sistem pada ground station dan sistem yang
berada pada pesawat. Sistem yang ada pada ground station terdiri dari transmitter
dan beberapa antena. Sedangkan sistem VOR pada pesawat terdiri dari receiver,
control unit, beberapa indikator, dan antena.
a.
Sistem VOR
pada Pesawat Terbang
Sistem
VOR yang berada pada pesawat adalah sebagai berikut:
1. Receiver
Receiver memiliki rangkaian yang bertugas untuk menerima sinyal
frekuensi, decoding, dan memproses informasi arah berupa bearing yang
diransmisikan oleh VOR ground station. Di dalam receiver juga
terdapat rangkaian self-monitoring yang berfungsi untuk mengonfirmasi
validitas dari sinyal yang diterima dan reliabilitas dari informasi bearing yang
dikirim ke indikator VOR.
Dalam receiver VOR,
terdapat beberapa rangkaian yang digunakan bersamaan dengan ILS (marker
beacon, localizer, dan glide slope). Hal ini dikarenakan
beberapa system tersebut memiliki rangkaian yang sama, sehingga dapat
menggunakan beberapa komponen rangkaian secara bergantian.
Gambar Receiver VOR
2. Control Unit
Beberapa tipe control unit
banyak digunakan dengan fungsi dasar pemilihan frekuensi VHF. Unit kendali
menyediakan rangkaian control dan switching untuk sistem navigasi
very high frequency (VHF). Salah satu contoh dari control unit dapat
dilihat dalam gambar di bawah ini.
Gambar Control Unit VOR NAV
3. Indicator VOR
Banyak tipe indikator VOR yang
digunakan, namun pada dasarnya semua tipe indikator VOR memilliki kesamaan pada
pengoperasian dan penafsirannya. Tampilan khusus biasanya mengacu pada VOR
Indikator atau Omni Bearing Indicator (OBI). Arah terbang pesawat dibaca
melalui panah penunjuk yang dapat berotasi menunjukan sudut bearing pada
azimuth card. Sebagian besar dari indikator menampilkan arah dengan
memutar azimuth card yang besarannya dibaca dalam satuan derajat.
Indikator juga dapat
menampilkan informasi jarak (ke ground station) dan deviasi dari glideslope
atau localizer. Indikator ini digunakan dalam sistem navigasi
bergantung pada sistem yang digunakan dan preference dari pengguna.
Indikator juga digunakan untuk menampilkan tanda peringatan (warning flag)
atau isyarat yang mengindikasikan kondisi yang tidak valid dari data
yang ditampilkan ke pilot.
Gambar Indikator CDI
Jarum vertical CDI dapat
bergerak ke kanan atau kiri sesuai indikasi secara vertikal dengan poros di
bagian atas. Ada lima titik di setiap sisi kanan dan kiri dari titik tengahnya.
Setiap titik mewakili posisi 2 terhadap rute sebenarnya.
4. Antena
Antenna yang digunakan dalam VOR memiliki dua tipe, yaitu
antenna tipe bat-wing dan tipe vee-dipole. Salah satu contoh
antenna VOR dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar Antena V-shaped VOR
b.
Sistem VOR
Ground Station
Gedung ground station beratap
bulat datar seperti disk. Di atasnya terdapat antena VOR dan 8
tower
fiberglass yang berbentuk kerucut. Terdapat juga automatic monitoring
system. Monitor tersebut mengaktifkan transmitter. VOR biasanya dipasang
dan beroperasi bersama dalam satu gedung dengan DME dengan maksud untuk
memberikan informasi azimuth dan jarak kepada pemakai, juga dapat
digunakan untuk prosedur operasi besama dengan ILS.
Sistem VOR pada ground
station terdiri dari :
1. Transmitter
Dari 160 frekuensi yang
tersedia antara 108.0 dan 1117.95 MHz, ground station mentransmit dua sinyal
radio yang terpolarisasi horizontal pada setiap satu kanal. Yang pertama adalah
sinyal yang termodulasi frekuensi pada 30 Hz dan disebut sinyal Referensi
(ditunjukan pada gambar berupa kurva titik-titik). Fasenya sama pada semua
arah. Sinyal yang kedua (kurva garis nyata pada gambar) disebut sinyal
variable. Sinyal ini diproduksi oleh transmisi dari loop yang berotasi 30
putaran per detik bersamaan dengan non-directional transmitter.
Gambar Perbedaan fase sinyal VOR
Karena rotasi tersebut,
transmisi sinyal gabungan pada 30 Hz AM dapat dipancarkan. Pentransmisian ini
diatur oleh perbedaan fase diantara dua sinyal dengan arah Utara sebagai 0 dan
semua arah lainnya sama dengan nilai radialnya.
Pada receiver pesawat
terbang, kedua sinyal tersebut diterima dan dibandingkan besar fasanya sesuai
dengan arah mata angin (magnetic) dari VOR ground station.
Kemudian ditampilkan pada berbagai indikator sebagai magnetic bearing menuju
atau meninggalkan VOR station.
2. Antenna Array
Antena memancarkan sinyal dari transmitter
sampai ketinggian 60° sampai 80° terhadap vertikal. Sebuah daerah kosong yang
berbentuk kerucut terbalik adalah daerah yang radiasinya lemah, atau bahkan
tidak mendapatkan radiasi. Jika pesawat terbang di daerah tersebut, maka tidak
akan mendapatkan sinyal. Untuk menentukan posisi dengan tepat sangat sulit,
yang dibutuhkan adalah mengkonfirmasi station yang bersangkutan.
Gambar Daerah radiasi VOR ground station
6.
Prinsip
Kerja
a.
Cara VOR
Menentukan Arah Terbang
Bagian penerima (receiver)
dari navigasi VOR mendeteksi sinyal dari ground station VOR yang dipancarkan ke
segala arah. Lalu receiver melakukan proses pemisahan antara sinyal 30
Hz variable dan 30 Hz sinyal referensi. Berikutnya fasa dari sinyal variable
dibandingkan dengan fasa dari sinyal referensi. Arah terbang pesawat udara
(bearing) didapatkan dari perbedaan fasa ini. Dari hasil perbedaan fasa
ini akan diubah ke dalam bentuk tegangan (mv dc) yang selanjutnya menggerakkan
jarum pada indikator. Penunjukkan jarum ini memberikan informasi kepada pilot
tentang posisi pesawat terhadap ground station yang dipilihnya.
Informasi “TO-FROM”
ditampilkan pada indikator yang didapatkan dari perbedaan fasa antara sinyal
referensi dan sinyal variable yang digeser (shift) sebanyak 90°. Dengan
mengetahui informasi “TO-FROM” posisi pesawat udara terhadap stasiun VOR
dapat diketahui.
b.
Cara Kerja
VOR
Setelah pilot memilih frekuensi
yang sesuai untuk VOR station yang dituju, receiver mulai beroperasi.
Sinyal yang diterima terdiri dari frekuensi carrier yang besarnya 108.00
sampai 117.95 MHz dan frekuensi subcarrier (9960 Hz), keduanya
dimodulasi oleh sinyal 30 Hz. Sinyal 30 Hz yang pertama adalah sinyal variable
dan yang lainnya adalah sinyal referensi. Tugas receiver adalah
membandingkan besar fase antara kedua sinyal tersebut.
Untuk membedakan kedua sinyal
30 Hz tersebut, receiver harus bisa memisahkan keduanya. Karena sebuah receiver
memiliki kemampuan untuk memisahkan dua sinyal dengan frekuensi yang
berbeda, maka kedua sinyal 30-Hz dapat dipisahkan dengan memisahkan frekuensi carrier
dan subcarrier. Frekuensi sub-carrier dimodulasi-frekuensi
dengan salah satu sinyal 30-Hz, sementara sinyal 30 hz yang lain
memodulasi-amplitude frekuensi carrier.
Proses pengolahan sinyal sampai
ditampilkan pada indikator VOR dapat dilihat pada blok diagram dibawah ini.
Gambar Blok diagram receiver navigasi VOR
Pertama, sinyal yang diterima
dikirim ke preselector dimana sinyal VOR akan difilter menggunakan
BPF. Sinyal tersebut kemudian dikurangi frekuensinya pada mixer dan
dikuatkan lagi menggunakan detector. Detector melakukan proses
demodulasi dan memisahkannya kembali menjadi sinyal aslinya. Sinyal
identifikasi suara dari VOR station difilter, dikuatkan, dan
diaplikasikan pada sistem speaker pada kokpit.
Sinyal yang sudah melalui detector
diteruskan ke dua sistem. Sistem pertama melakukan proses deteksi, filter,
dan penguatan 30-Hz sinyal variable. Sistem kedua melakukan proses yang
sama kepada 30-Hz sinyal referensi. Kemudian, sinyal 30-Hz variable dan
referensi dibandingkan untuk mendapatkan perbedaan fasenya. Perbedaan fase yang
diperoleh dikonversi menjadi tegangan analog sehingga dapat menggerakan jarum
indicator CDI, atau dapat dikonversi ke dalam format serial digital untuk
digunakan pada indikator digital atau sistem avionik yang lain.
c.
Cara
Operasi VOR sebagai Sistem Navigasi
Langkah-langkah pengoperasian
sistem navigasi VOR ditunjukkan oleh urutan proses berikut ini:
1.
Pilot memilih frekuensi VOR dan memastikan identitas VOR station yang
dipilih dengan mendengarkan kode suara berupa kode morse.
2.
Receiver menerima sinyal RF yang terdiri dari frekuensi carrier dan sub-carrier
3.
Receiver melakukan proses decoding kepada sinyal yang diterima
untuk mengetahui perbedaan fasa diantara keduanya.
4.
Setelah perbedaan fase didapatkan, sudut bearing ditentukan kemudian dikirimkan
ke indikator dan ditampilkan agar dapat dibaca oleh pilot. Begitu pula dengan TO-FROM
indicator-nya.
5.
Pilot melanjutkan penerbangan sampai pesawat mencapai titik perpindahan
frekuensi. Kemudian pilot memilih VOR station berikutnya sesuai dengan
jalur penerbangannya.
6. Pilot melakukan penerbangan
dengan VOR station sebagai acuan sampai pesawat mendekati bandara
tujuannya. Setelah mendekati tujuan akhirnya, pilot mengganti frekuensi VOR ke
frekuensi ILS untuk memandu pesawat melakukan pendaratan di runway.
Referensi :
http://ilmuterbang.com/home-mainmenu-1/27-instrument-rating/499-apa-artinya-vor
https://sites.google.com/site/logancte/
http://www.navfltsm.addr.com/vor-nav.htm
http://www.wikihow.com/Navigate-Using-a-VOR
http://en.wikipedia.org/wiki/VHF_omnidirectional_range
http://www.faa.gov/air_traffic/publications/atpubs/aim/aim0101.html
http://stoenworks.com/Tutorials/Understanding%20Vors.html
http://www.americanflyers.net/aviationlibrary/instrument_flying_handbook/chapter_7.htm
http://www.navfltsm.addr.com/vor-nav.htm
http://www.wikihow.com/Navigate-Using-a-VOR
http://en.wikipedia.org/wiki/VHF_omnidirectional_range
http://www.faa.gov/air_traffic/publications/atpubs/aim/aim0101.html
http://stoenworks.com/Tutorials/Understanding%20Vors.html
http://www.americanflyers.net/aviationlibrary/instrument_flying_handbook/chapter_7.htm
Komentar
Posting Komentar