Tipe-tipe dan Mode Perawatan pada Helikopter dan Pesawat Terbang
Perawatan pada helikopter dan pesawat terbang itu meliputi monitoring, servicing, dan reconditioning dari berbagai komponen helikopter/pesawat terbang yang ditentukan dalam manual atau buku pedoman perawatan helikopter/pesawat terbang dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan dari manufacturer kepada operator melalui Alert Service Bulletins, Service Bulletins, Safety Information Notice, Information Notice, dan lain sebagainya.
Tipe-Tipe Perawatan pada Helikopter/Pesawat Terbang
1. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah tipe perawatan yang tujuannya mencegah, perawatan ini biasanya perawatan yang sifatnya repetitive/berulang berupa pemeriksaan atau pengecekan rutin secara berkala sesuai dengan manual perawatan dari helikopter/pesawat tersebut. Biasanya perawatan ini dilakukan oleh seorang mekanik atau engineer yang sudah mempunyai kemampuan untuk melakukan perawatan ini dengan tipe helikopter/pesawat tertentu sesuai dengan taskcard/lembar kerja yang diberikan oleh seorang PPC (Product Planning Control).
2. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah tipe perawatan yang dilakukan setelah terdeteksi adanya kesalahan atau kegagalan dari sebuah sistem ataupun komponen yang ada pada helikopter/pesawat tersebut ketika sedang dioperasikan. Biasanya perawatan ini dilakukan setelah adanya komplain dari seorang pilot mengenai kondisi dan performa dari helikopter/pesawat tersebut pada saat dioperasikan.
3. Remidial Maintenance
Remidial Maintenance adalah tipe perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dari kegagalan sebuah sistem atau komponen secara permanen atau bisa juga dilakukan untuk menghilangkan sebagian atau seluruhnya dari preventive maintenance dan corrective maintenance.
Mode-Mode Perawatan pada Helikopter/Pesawat Terbang
Ada 3 mode utama pada perawatan helikopter/pesawat terbang:
- Hard time maintenance (HT)
- On-condition maintenance (OC)
- Condition monitoring maintenance (CM)
Mode-mode tersebut akan yang didefinisikan di bawah ini terutama perbedaan tentang bagaimana cara penggantian atau memperbaiki suatu komponen yang rusak dengan komponen yang serviceable. Untuk kedua mode tersebut tujuannya adalah untuk mengganti atau memperbaiki komponen tersebut sebelum terjadi kegagalan (fails), sedangkan untuk mode yang ketiga tersebut tujuannya adalah untuk mengganti komponen setelah terjadi kegagalan (fails).
1. Hard Time Maintenance (HT)
Komponen yang dikategorikan sebagai hard time maintenance harus dilepas pada saat terakhir helikopter/pesawat terbang tersebut beroperasi ketika sudah mencapai limit tertentu.
Ada tiga jenis limitasi dari hard time maintenance :
a. Service Life Limit (SLL)
Service life limit (SLL) adalah tipe limitasi pada komponen penting untuk mendukung keselamatan pengoperasian yang masuk ke dalam kategori kerusakan yang tidak terdeteksi selama komponen tersebut menahan beban. Oleh sebab itu, komponen yang masuk ke dalam kategori service life limit (SLL) ini harus dilepas dari kegunaannya ketika komponen mencapai limit tertentu.
Contoh :
b. Operating Time Limit (OTL)
Operating time limit (OTL) adalah tipe limitasi pada komponen yang memiliki konsekuensi lebih kecil untuk terjadinya kegagalan daripada komponen tipe limitasi service life limit (SLL). Komponen yang masuk ke dalam kategori operating time limit (OTL) ini juga harus dilepas dari kegunaannya ketika komponen mencapai limit tertentu.
Contoh :
c. Time Between Overhauls (TBO)
Time between overhauls (TBO) ini ditetapkan ke dalam komponen rakitan (assembly). Interval dari pelaksanaan TBO ini sesuai dengan waktu pengoperasion yang diijinkan dari manufacturer atau pembuat helikopter/pesawat terbang tersebut. TBO ini dilakukan di sebuah bengkel (workshop) khusus yang sudah tersertifikasi oleh pihak authority setempat. Pelaksanaan TBO ini tujuannya adalah untuk membongkar komponen tersebut dan merakitnya kembali seperti semua dan dikembalikan lagi waktu pengoperasiannya ke awal.
Contoh :
2. On-Condition Maintenance (OC)
Komponen yang dikategorikan sebagai on-condition maintenance harus diperiksa secara rutin untuk memastikan :
- tidak adanya kerusakan,
- atau kerusakan ditemukan pada saat pelepasan atau perawatan kriteria tertentu yang ada dalam dokumentasi.
dalam kedua kasus ini, komponen masih digunakan sampai pemeriksaan selanjutnya. Komponen harus dilepas dari kegunaannya ketika mencapai kriteria untuk pelepasan atau komponen tersebut dibuat berguna (serviceable) lagi sesuai dengan instruksi yang diberikan dari manual.
Pada intinya komponen yang masuk ke dalam kategori ini selama komponen tersebut tidak ada kerusakan berarti masih bisa digunakan secara terus-menerus, tetapi apalagi komponen tersebut ditemukan adanya kerusakan terdapat dua pilihan, yaitu kalau komponen masih bisa diperbaiki lagi dan berguna lagi seperti semula berarti masih bisa digunakan kembali, tetepi apalagi komponen tersebut sudah tidak bisa diperbaiki lagi berarti sudah tidak bisa digunakan kembali dan harus diganti (replace) dengan komponen yang baru.
Contoh :
3. Condition Monitoring Maintenance (CM)
Komponen yang dikategorikan sebagai condition monitoring maintenance yaitu hanya komponen yang telah terdeteksi terjadi kegagalan yang tidak berpengaruh pada keselamatan penerbangan. Kegagalan seperti ini terdeteksi selama adanya perawatan atau pemeriksaan tertentu. Bisa dikatakan bahwa selama komponen tidak terdeteksi adanya kegagalan maka tidak perlu dilakukan perawatan ini.
Referensi : Chapter 5 Breakdown of the Master Servicing Manual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar